Oleh : M. Zidni Irfansyah
Dalam
dunia yang semakin kompleks dan multicultural, menjaga hubungan yang harmonis
antarumat beragama menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting. Salah satu
ideologi yang memegang peranan penting dalam membangun kerukunan dan toleransi.
Aswaja, singkatan dari Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, adalah sebuah ideologi yang
mendasarkan dirinya pada prinsip-prinsip Islam Sunni yang moderat. Aswaja
merupakan suatu aliran pemikiran yang melahirkan kesepakatan dan konsensus
dalam menafsirkan dan menjalankan ajaran agama Islam. Ideologi ini memandang
bahwa Islam adalah agama rahmatan lil'alamin, yang mengedepankan nilai-nilai
toleransi, kedamaian, dan keadilan. Aswaja menekankan pentingnya pemahaman yang
seimbang dan berwawasan luas terhadap ajaran agama. Aliran ini menolak
pemahaman yang ekstrem atau radikal, serta menolak tafsir sempit dan terbatas
dalam menjalankan ajaran Islam. Aswaja menghargai tradisi Islam yang telah
diterima secara luas, seperti ijtihad (interpretasi) para ulama terkemuka,
maqasid al-shariah (tujuan-tujuan syariat), dan prinsip-prinsip umum yang
terkandung dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Salah satu prinsip utama Aswaja adalah
memegang teguh ajaran Ahlul Bayt (keluarga Rasulullah) dan para Sahabat Nabi
Muhammad SAW. Aliran ini mengakui dan menghormati keutamaan para Sahabat
sebagai generasi yang mendapatkan petunjuk langsung dari Rasulullah dan menjadi
contoh teladan dalam menjalankan Islam. Pemahaman ini juga menegaskan
pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam, serta menolak fitnah dan
perpecahan.
Dalam
konteks sosial dan politik, Aswaja menganjurkan penerapan prinsip musyawarah
dan demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Aliran ini memandang bahwa
pemimpin harus dipilih secara adil dan bertanggung jawab kepada rakyatnya.
Aswaja juga menolak kekerasan dalam menyebarkan dan mempertahankan Islam, serta
mengedepankan dialog dan kerjasama antarumat beragama. Prinsip-prinsip Aswaja
memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan dan harmoni sosial dalam
masyarakat Muslim yang majemuk. Ideologi ini mempromosikan nilai-nilai
toleransi, menghormati perbedaan, dan menggalang kerjasama antara umat manusia.
Dalam era yang penuh tantangan ini, Aswaja mendorong umat Islam untuk
mewujudkan persaudaraan universal, berkontribusi dalam pembangunan sosial, dan
menjaga kedamaian. Aswaja juga memandang pentingnya pendidikan dan pemahaman
yang benar terhadap ajaran agama. Aliran ini mendorong umat Muslim untuk
mempelajari ajaran Islam secara mendalam, berdasarkan dalil-dalil yang sahih,
dan menghindari pemahaman yang sempit atau ekstrem. Pendidikan Islam yang
berkualitas dianggap sebagai sarana untuk membentuk generasi yang berakhlak
mulia, cerdas, dan berperan aktif dalam masyarakat.
1.
Toleransi dan Dialog Antarumat Beragama
Aswaja
menggarisbawahi pentingnya toleransi dalam beragama. Toleransi dalam Aswaja
tidak hanya sebatas toleransi pasif, melainkan juga inklusif dan proaktif.
Aswaja mendorong umat Muslim untuk menjalin dialog yang konstruktif dengan umat
beragama lainnya. Dialog antarumat beragama memungkinkan saling berbagi
pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman keagamaan yang akan memperkaya pemahaman
kita tentang keberagaman manusia. Dalam konteks hubungan antarumat beragama,
dialog merupakan langkah awal yang esensial untuk membangun kepercayaan,
mengatasi prasangka, dan mempromosikan perdamaian.
2.
Penghargaan Terhadap Perbedaan
Aswaja
menekankan penghargaan terhadap perbedaan dalam agama dan keyakinan. Aswaja
mengajarkan umat Muslim untuk menghormati dan menghargai hak setiap individu
dalam memilih dan menjalankan agama mereka. Penghargaan terhadap perbedaan
bukan berarti kita harus sepakat dengan keyakinan orang lain, melainkan
memahami bahwa setiap individu memiliki kebebasan dalam menjalankan
keyakinannya tanpa ada paksaan atau penindasan. Dalam konteks hubungan
antarumat beragama, penghargaan terhadap perbedaan memungkinkan adanya ruang
bagi setiap individu untuk mempraktikkan agamanya tanpa rasa takut atau
diskriminasi.
3.
Kepedulian Sosial dan Keadilan
Aswaja
mendorong umat Muslim untuk memiliki keprihatinan sosial yang tinggi dan
berkomitmen terhadap keadilan. Aswaja mengajarkan umat Muslim untuk
memperhatikan kesejahteraan bersama dan berperan aktif dalam membangun
masyarakat yang adil dan berkeadilan. Dalam konteks hubungan antarumat
beragama, keprihatinan sosial dan komitmen terhadap keadilan dapat mendorong
kolaborasi antarumat beragama dalam memecahkan masalah sosial bersama, seperti
kemiskinan, ketidakadilan, dan diskriminasi.
4.
Mengedepankan Kasih Sayang dan Kebaikan
Aswaja
mengajarkan umat Muslim untuk mengedepankan kasih sayang dan kebaikan dalam
hubungan antarumat beragama. Kasih sayang adalah nilai fundamental dalam ajaran
Islam yang melibatkan sikap empati, belas kasih, dan kepedulian terhadap sesama
manusia. Aswaja mendorong umat Muslim untuk menjalankan ajaran ini dengan
menghargai, mengasihi, dan membantu sesama umat beragama tanpa memandang
perbedaan agama atau keyakinan. Dalam konteks hubungan antarumat beragama,
kasih sayang menjadi jembatan untuk membangun ikatan yang lebih kuat, saling
menguatkan, dan menciptakan harmoni dalam masyarakat yang beragam.
5.
Pendidikan dan Pemahaman yang Akurat
Aswaja
menekankan pentingnya pendidikan dan pemahaman yang akurat terkait agama dan
keyakinan. Aswaja mendorong umat Muslim untuk memperoleh pengetahuan yang
mendalam tentang ajaran Islam dan menghindari pemahaman yang sempit atau
radikal. Pendidikan yang baik dan pemahaman yang akurat dapat memperkuat
kerjasama antarumat beragama dengan cara menghilangkan stereotip, mencegah
konflik, dan mempromosikan pengertian yang benar tentang agama-agama lain.
Melalui pemahaman yang mendalam, umat Muslim dapat memperkuat fondasi dialog
yang konstruktif dan saling menghormati.
6.
Kesadaran akan Persamaan Manusia
Aswaja
mengajarkan umat Muslim tentang kesadaran akan persamaan manusia di hadapan
Allah SWT. Dalam pandangan Aswaja, semua manusia, tanpa memandang agama, ras,
atau suku, memiliki nilai yang sama di mata Allah. Aswaja menekankan bahwa
ketidakadilan, diskriminasi, atau perlakuan buruk terhadap umat beragama lain
bertentangan dengan prinsip kesetaraan yang diajarkan dalam Islam. Dalam
konteks hubungan antarumat beragama, kesadaran akan persamaan manusia mendorong
umat Muslim untuk bertindak adil, menghormati hak asasi manusia, dan berjuang
untuk keadilan sosial bagi semua.
Kesimpulan
Dalam
konteks hubungan antarumat beragama, ideologi Aswaja menawarkan pandangan yang
inklusif dan progresif. Aswaja mendorong toleransi, dialog, penghargaan
terhadap perbedaan, kasih sayang, kebaikan, pendidikan yang akurat, dan
kesadaran akan persamaan manusia. Melalui penerapan nilai-nilai ini, umat
Muslim yang mengikuti Aswaja dapat berperan aktif dalam membangun hubungan yang
harmonis, saling menghormati, dan berkontribusi dalam memperkuat kerukunan
antarumat beragama. Penting untuk diingat bahwa ideologi Aswaja bukan hanya
relevan bagi umat Muslim, tetapi juga dapat menjadi landasan bagi semua
individu yang menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
Refrensi
Aqil,
Said, Siradj. 2008. Ahlussunnah Wal Jamaah: Sebuah Kritik Historis. Jakarta:
Pustaka Cendekia Muda.
Ainiyah, Nur. Pembentukan Karakter Melalui
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Al-Ulum. Aqil, Siradj, Said. 2008. Ahlussunnah
Wal Jamaah: Sebuah Kritik Historis,. Jakarta: Pustaka Cendekia Muda.
Ainiyah, Nur. Pembentukan Karakter Melalui
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Al- Ulum. Vol. 13, No. 1.
0 Komentar