Gerakan Rakyat Melawan (GERAM) – Mahasiswa dan Buruh bersatu geruduk
Gubernuran di Semarang Tolak Kenaikan Harga BBM
Penulis : Anton Tubagus
Beberapa
hari yang lalu, organisasi PMII se-Semarang menyuarakan penolakan atas kenaikan
BBM dan menuntut isu-isu besar di depan gedung kantor Gubernur . Kemudian pada Kamis (8/9) Aksi demo di gubernuran kembali
terjadi. Demo yang digelar oleh aliansi mahasiswa se-Semarang dan Buruh bersatu dalam Gerakan Rakyat Melawan (GERAM), menolak hal yang
sama yakni kenaikan harga BBM, mengusut tuntas mafia minyak gas dan minyak bumi
(MIGAS) dan pelanggaran HAM dan beberapa poin tuntutan lainnya.
“Aksi
demo kali ini, kami tidak mau memberikan panggung kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) lalu memberikan pertanyaan kepada mereka, tapi yang kita inginkan adalah
bagaimana untuk kita bisa masuk ke dalam kantor gubernur secara baik-baik, dan
menyampaikan release atau pernyataan sikap yang dibacakan oleh
perwakilan dari teman-teman mahasiswa yang diwakili oleh Korlap (Koordinator
Lapangan),” penjelasan Ketua DEMA-U UIN Walisongo Semarang terkait tujuan aksi
demo pada Kamis (8/9).
Koordinator
Lapangan (Korlap) Fakultas FISIP UIN
Walisongo Faris mengatakan, “terkait teknis demo itu kita memang berencana
untuk masuk namun hanya sampai setelah gerbang, lalu menyampaikan release disitu,
akan tetapi balik lagi ke intruksi Korlap Pusat, kalau memang dikehendaki untuk
masuk, kita bareng-bareng masuk dan menyuarakan langsung apa yang kita tuju,
kalau tidak dikehendaki, berarti kita mundur”.
Aksi
kali ini terjadi dimana massa aksi menginjak kawat berduri yang sudah dipasang
oleh polisi dan memaksa masuk ke gedung, dari massa juga meneriakkan penolakan atas kenaikan harga BBM
dan meminta pemerintah untuk menurunkan harga BBM.
“Kita
punya satu tujuan yang sama untuk kembali memulihkan ekonomi, kembali mengusut
tuntas permasalahan bangsa, khususnya perihal ekonomi dan juga perihal HAM
kemudian mafia minyak gas dan minyak bumi (MIGAS) dan juga tambang, itulah yang
menjadi Grand Desain besar hari ini, walau sangat banyak sekali isu-isu
nasional maupun isu-isu daerah”.
Gloria,
salah satu massa aksi menyampaikan bahwa, “Mengapa kita ada disini, itu karena
ingin menegakan sesuatu yang sebenarnya tidak adil, dan tidak sesuai dengan
tupoksi rakyat Indonesia, yang mana mereka sama-sama sengsara dengan keputusan
yang bisa dibilang sebelah pihak, salah satunya itu, kenaikan BBM” Kata Gloria, satu diantara massa aksi demo.
Kemudian,
aksi demo pada kamis 8 September berakhir tanpa hasil, massa
membubarkan diri tepat waktu masuk maghrib.
“Akan
ada aksi susulan, mengingat apa yang dituju oleh mahasiswa dan buruh belum didapatkan,” tutur Raihan, selaku Korlap FST.
0 Komentar