Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

APAKAH TUHAN ITU ADA?

Membuktikan keberadaan Tuhan dengan Logika Matematika

(Godel’s  Incompleteness Theorem)

Oleh: Adi Setiawan

 


 

“Tuhan itu tidak ada karena tidak bisa dibuktikan secara rasional.” Argumen tersebut seringkali menjadi landasan berfikir para penganut Atheisme di dunia ini. Mereka tidak percaya dengan eksistensi Tuhan karena tidak terlihat, tidak tersentuh, dan tidak bisa dibuktikan secara empiris maupun rasional. Bahkan, banyak ilmuwan yang tidak percaya dengan Tuhan seperti Stepen Hawking, Alan Turing, dan Carl Sagan. Perdebatan mengenai keberadaan Tuhan masih panas diperbincangkan terutama antara pemuka agama dengan penganut Atheisme. Landasan berpikir bahwa Tuhan yang dianggap sebagai dzat yang maha sempurna oleh pemeluk agama tidak dapat diterima oleh orang Atheis. Atheis cenderung berfikir rasional dan berdasarkan pengalaman empiris. Mereka berpendapat bahwa Tuhan itu tidak rasional, namun bagaimana jika ternyata keberadaan Tuhan dapat dibuktikan secara rasional melalui logika matematika?

Kurt Godel adalah seorang matematikawan yang berasal dari Austria, ia hidup di awal abad ke 20. Salah satu penemuannya yang paling menggemparkan adalah Godel’s Incompleteness Theorem atau Teori Ketidaklengkapan Godel. Secara garis besar teori ini membuktikan tentang keberadaan Tuhan dengan menggunakan logika matematika.

Langkah-langkah dalam Pembuktian Godel :

Aksioma 1 : Jika sebuah sifat positif (baik) berlaku untuk suatu objek, maka sifat tersebut akan menghasilkan sifat baik yang lain. Misalnya, jika “kejujuran” adalah sifat positif, maka “tidak melakukan korupsi” juga sifat positif

Aksioma 2 : Tidak mungkin ada dua sifat berlawanan sama-sama baik. Jika “jujur” adalah baik, maka “tidak jujur” tidak bisa dianggap baik.

Teorema 1 : Jika suatu sifat positif ada, maka harus ada objek yang memilikinya.

Definisi Tuhan : Tuhan didefinisikan sebagai entitas yang memiliki semua sifat positif.

Aksioma 3 : Tuhan adalah positif, karena ia memiliki semua sifat baik.

Teorema 2 : Jika Tuhan memiliki semua sifat positif, maka eksistensi-Nya juga harus ada karena eksistensi itu sendiri adalah sifat positif.

Kesimpulan : Karena eksistensi adalah sifat positif, dan Tuhan memiliki semua sifat positif, maka Tuhan harus eksis.

Teorema tersebut dapat diringkas menjadi : suatu sifat positif (baik) harus ada objek yang memilikinya. Tuhan adalah entitas positif yang memiliki semua sifat baik. Jika Tuhan memiliki semua sifat positif, maka Tuhan itu eksis (ada) karena eksistensi juga merupakan sifat positif.

Penjelasan di atas mungkin tidak dapat dicerna secara langsung oleh orang awam, bahkan sejak kemunculannya, banyak ilmuwan yang menentang teori tersebut karena dianggap tidak dapat membuktikan secara sah keberadaan Tuhan. Sebagai manusia yang mempercayai keberadaan Tuhan, kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mempercayai Tuhan yang kita sembah, namun melalui tulisan ini kami berharap pembaca dapat sedikit terbuka wawasan tentang konektivitas teologi dan rasionalitas yang selama ini dianggap saling bertolakbelakang. Jika pembaca ingin mempelajari lebih dalam mengenai teori ini, kami sarankan untuk memperdalam literatur tentang teori ini.

Agama dan sains bukanlah suatu hal yang bermusuhan, justru mereka saling memperkuat satu sama lain. Agama dapat menjadi pedoman dalam beretika dan sains dapat memperkuat landasan berpikir logis manusia.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar