By: Aainrrfq14r
Part 01
"Iya, mau beli apa dek?" Kata pria penjaga koperasi pondok.
Ruangannya tak terlalu besar tapi bersih dan rapih, ya namanya anak pondok biasanya memang menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Aku hanya diam saja, karena semua orang tau kalau aku sangat pendiam, atau biasa di sebut introvert. Aku melangkah ke salah satu rak roti yang sudah tersusun rapi, aku memilih roti yang menurut ku enak,lalu mengambilnya. Tak lengkap jika hanya makanan tanpa adanya minuman. Aku beralih ke lemari pendingin yang ada berbagai jenis minuman kemasan. Aku mengambil Ale-ale rasa strawberry 1.
Setelah rasa semua cukup, aku menghampiri Pria penjaga toko tadi, " Kang ini berapa?" Tanyaku padanya sambil menyodorkan roti dan minuman ke hadapannya.
Pria itu menoleh dan menyelidiki tampilan ku. "Itu Dua ribu dek" kata pria itu sambil memperlihatkan senyumannya.
Aku ambil uang Dua ribu dari sakuku dan memberikan uang itu padanya. Uang ia terima,akupun balik kanan hendak keluar ruangan, tapi tiba-tiba ia memanggilku " dek, sampean santri baru ya?"
Tanpa mengeluarkan sepenggal katapun, aku menjawabnya dengan anggukan saja.
" Sampean asalnya mana dek?" Tanyanya lagi
" Tempaling" jawabku singkat
" Oohh,,, Tempaling to,, kenal kang Ulil ga? Kang Udin? Kang Qoyyum? "
Aku menggelengkan kepala tanda aku tidak tau siapa yang ia tanyakan tadi.
" Sampean bisu ta dek? "
" Mboten kang" jawabku,sambil berbalik badan dan segera keluar dari ruangan itu,karena ruangnya sempit jadinya gerah.
Aku keluar dari ruangan itu, ia memperhatikan tubuhku,entah kenapa ia begitu. Akupun biasa saja,Karna aku masih santri baru disana. Tak banyak yang aku berani lakukan, bicarapun hanya kalau ada yang bertanya padaku atau ada sesuatu yang penting.
Aku melahap roti dan meminum Ale-ale yang sudah aku beli tadi. Setelah itu aku ke kamar, kamar ku berada di lantai tiga, di sana ada empat kamar dan akan di bangun tiga kamar lagi. Kamarku juga sempit,hampir semua ruangan di pondok berukuran 10x10 meter persegi. Setiap kamar Beranggotakan 20-25 santri termasuk pengurus-pengurus yang sudah di bentuk di kamar.
"Dek naja, ayo tidur" Ajakku pada sepupu ku.
Naja Imam Ihsan, anak dari Bu Lik aku, Umurnya dua tahun lebih tua dari aku, tetapi waktu itu dia ga sekolah 1 tahun,jadi dia kakak tingkat aku pas.
" Iya mas,duluan,,aku belum ngantuk" sahut dek naja
Aku mengangguk dan bergegas menuju kamar. Di kamar agak sepi,karena santri lain pada bermain di halaman, ada yang main sepak bola,ada yang main volly,ada yang main kejar-kejaran.Apalah aku yang tak jago ber-olahraga. Aku berbaring di pojok kamar, ku paksa mata ini terpejam walau susah nya tujuh turunan.
Hampir setengah jam aku tak bisa tidur, tapi lama-lama mata ini juga terpejam dengan sendirinya. Tak lama juga aku terbangun, di sini cuaca di siang hari memang panas sekali,gerah,sumuk,ah tak nyaman sekali rasanya.
Aku berdiri lalu melangkahkan kaki ke luar kamar mencari udara segar, di sebrang kamar,terlihat dek Naja bersama salah satu kang yang aku tidak kenal,bukan tidak kenal,emang semua belum aku kenal hehe.
Aku menghampiri mereka.
" Eh,mas ayyas, katanya mau tidur," kata dek Naja,
" iya nih, udah bangun"
"Lah,cepet amat mas, setengah jam aja ga ada loo!"
"Iya dek,di kamar gerah banget dah"
"Oh gitu, ya udah sini aja,udaranya segar" kata mas Naja sambil mempersilahkan aku duduk dan bergabung dengan mereka.
"Sampean santri baru kang?" Kata salah 1 kang yang duduk bersama mas Naja tadi
"Oh iya kang" jawabku
"Ini kerabat aku pal" sahut dek Naja
"Oalah,,pantesan datangnya bareng, kemana-mana juga bareng" kata kang tadi
Aku hanya tersenyum menanggapi mereka.
"Eh kang,kenalan dulu lah,sampean namane siapa nih?" Kata kang tadi lagi
"Aku Ayyas"jawabku singkat
"Oh Ayyas,salam kenal ya,aku Nopal dari sarang" kata kang tadi memperkenalkan diri.
Dia Nopal, asalnya dari sarang,tak terlalu tinggi,agak gemuk,dan kriting.
Aku mengangguk.
"Sampean kelas berapa kang" tanya Nopal
"Aku 9 SMP"
"Oalah"jawabnya
"Lha kamu kelas berapa pal?" tanya dek Naja
"Sama,aku juga kelas 9" jawab Nopal
" Wiihh keren" sahut dek Naja
Nopal biasa saja.
"Itu ngapain kang?" Tanya dek Naja lagi
"Ini lagi nandain sandal,biar ga di ghosob orang" kata Nopal.
Ghosob adalah memakai barang seseorang tanpa sepengetahuan pemiliknya, barang apapun itu, Ghosob hampir sama dengan mencuri,tapi bedanya kalo Ghosob nanti kalo dah selesai memakainya akan di kembalikan.
Ia melubangi sandal dengan cutter yang sebelumnya sudah di gambar pola sesuai apa yang ia inginkan. Dengan lihainya tangannya membuat sebuah karya seperti lukisan tapi ini di sandal. Kami hanya memperhatikan-nya
0 Komentar