Melihat ke dalam diri orang-orang Athena seperti di Sparta ada
perkembangan keinginan pribadi yang kuat, persaingan dan pemujaan hingga pada
pemujaan pahlawan dan laki-laki kuat. Kekuatan menciptakan ruang bagi
berkembangnya kebudayaan Yunani yang pada abad ke-5 SM dengan mulai menerapkan
tolak ukur dalam keindahan dari bentuk dan kekuatan kecerdasan yang telah lama
dicita-citakan. Untuk itu, banyak sekali sekolah-sekolah misteri yang didirikan
di Yunani dan yang paling terkenal adalah sekolah misteri yang ada di Eleusis,
sebuah dusun yang terletak beberapa mil dari Athena. Cicero, seorang negarawan
Roma merupakan salah satu calon anggota mengatakan bahwa misteri-misteri
Eleusian dan apa yang keluar darinya akan membentuk keuntungan terbesar yang
diberikan kepada Athena untuk peradaban dunia.
Eleusis
berasal dari kata Elauno yang memiliki arti “Aku datang”, maksudnya “Aku
menjadi makhluk”. Hampir tidak akan penjelasan pada masa kini yang berbicara
terkait sekolah misteri ini. Dinding bagian luar sekolahan yang terbuat dari
batu kelabu kebiruan tidak memberikan tanda apa-apa. Di dalamnya, ada patung
yang dilukisi, dekorasi dinding berupa dewi-dewi, seikat gandum dan bunga-bunga
dengan kelopak yang berjumlah delapan. Ada pula yang mengatakan bahwa ada
sebuah celah di langit-langit bagian dalam sekolahan yang menjadi satu-satunya
sumber cahaya.
Perayaan
di sekolah misteri ini pun sebenarnya sangat unik, misteri-misteri yang
sifatnya sederhana biasanya dirayakan pada musim semi dengan mengadakan ritus
penyucian dengan mendramatisasi kisah-kisah dewa. Ada juga bagian seksual yang
terang-terangan dilakukan dalam perayaan ini. Psellus, seorang sarjana
Byzantine menuliskan bahwa Venus digambarkan seolah muncul dari dalam laut
diantaranya bergerak seperti alat kelamin perempuan dan setelah itu terjadi
perkawinan Persephone dan Hades. Hal-hal semacam itu dicatat oleh Clement dari
Alexandria sebagai pemerkosaan terhadap Persephone. Berbeda lagi dengan yang
dikatakan oleh Athenagoras, ia mengatakan bahwa dalam keanehan yang
digambarkan, drama yang bengis hampir seperti mimpi. Dalam perayaan ini,
Persephone digambarkan memiliki tanduk di keningnya yang merupakan simbol
sebagai mata ketiga.
Tidak
hanya perayaan yang menggambarkan kisah Persephone, ada pula upacara perayaan
dengan menuangkan susu dari sebuah kendi emas yang berbentuk seperti payudara.
Pada satu sisi ini jelas sekali menggambarkan pemujaan terhadap Ibu Dewi,
tetapi yang harus disadari adalah esensialitas pemujaan tersebut di tingkatan
yang lebih dalam, yakni hubungan antara upacara-upacara perayaan tersebut
dengan kehidupan setelah mati. Seperti yang dikatakan oleh Phytagoras bahwa
sejatinya Bima Sakti terlihat seperti sebuah sungai yang luas dimana ada
barisan roh di dalamnya. Roh-roh tersebut naik setelah mereka mati. Mulanya,
mereka harus melewati gerbang Capricorn terlebih dahulu sebelum akhirnya diri
mereka melebur ke dalam dimensi alam materi melalui gerbang Cancer.
Kemudian
untuk misteri yang sifatnya lebih kompleks biasanya dirayakan pada saat
ekuinoks musim gugur, yang awalnya didahului oleh berpuasa selama sembilan hari
lalu calon anggota akan diberi minuman yang disebut sebagai kykeon. Tentu saja, selama berpuasa
sembilan hari, calon dilarang untuk makan sehingga kelaparan akan dengan
sendirinya membuat keadaan visioner (keadaan halusinasi-red). Setelah sembilan
hari berpuasa, calon anggota akan meminum campuran barley panggang, air dan minyak poley
yang dapat menghilangkan kesadaran ketika sudah diminum.
Tujuan
adanya kedua jenis perayaan itu adalah untuk melibatkan orang-orang dalam suatu
pengalaman yang menegangkan dengan ketakutan liar. Mereka (para calon-red) akan
dibuat seolah-olah akan mati karena pada perayaan itu mereka akan diserang oleh
“pasukan iblis yang menyerbu”. Upacara-upacara inisiasi ini sebagian merupakan
sebuah integrasi antara drama dan ritual-dan sisanya sebagai memanggil arwah. Sekolah
misteri ini memang memfokuskan untuk memberikan pengalaman akademik terkait
spiritual autentik atau pengalaman roh yang sebenarnya.
Meskipun
pada realitasnya, di abad ke-5 SM sulit bagi dewa-dewa tanpa tubuh materi untuk
mempengaruhi materi secara langsung tetapi para pendeta inisiasi bisa
merapalkan kata untuk mengalihkan jiwa para dewa kepada patung-patung untuk
menampakkan diri mereka. Jadi, proses inisiasi ini memberikan pengetahuan yang
eksistensial sehingga ketika seorang calon baru berinkarnasi ke alam materi, ia
akan dinobatkan sebagai anggota sekolah materi yang menguasai banyak kekuatan
wawasan dewa dan sudah memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pelbagai kejadian.
Ketika
pengalaman inisiasi ini sudah dapat dipahami, misteri-misteri okultisme akan
menjelaskan banyaknya hubungan hakikat hidup terkait dengan ilmu pengetahuan
alami daripada dengan agama. Dengan akhir dari pengalaman inisiasi di Eleusis
adalah pengajaran elemen kenabian. Tentu saja, pada satu tahap tertinggi di
Eleusis ini bersifat agrikultural karena mengharapkan hasil pemanenan jiwa yang
sesuai dengan teologi esoteris apabila hendak bertemu dengan Tuhan. Dengan kata
lain, jika melihat dimensi kosmos sebagai fokus pemikiran esoteris yang ditulis
pada filosofi Plato sebagai jiwa yaitu perantara antara tubuh materi dan roh.
Dimana, apabila kita akan meninggalkan alam materi dan masuk ke dalam alam
rohani, dimensi rohani harus menjadi subjek dari kerja kita. Itulah yang
diajarkan misteri Eleusian kepada para calon anggota untuk menciptakan kekuatan
demi berkembangnya budaya Yunani pada peradaban dunia.
*Penulis adalah Koordinator Divisi Kajian, Biro Pers dan Wacana
Rayon Sains dan Teknologi Masa Juang 2016-2017
0 Komentar