Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Eleusian; Di balik Kekuatan Yunani pada Peradaban Dunia

doc.internet
Oleh: Lianita Anggraini*

Melihat ke dalam diri orang-orang Athena seperti di Sparta ada perkembangan keinginan pribadi yang kuat, persaingan dan pemujaan hingga pada pemujaan pahlawan dan laki-laki kuat. Kekuatan menciptakan ruang bagi berkembangnya kebudayaan Yunani yang pada abad ke-5 SM dengan mulai menerapkan tolak ukur dalam keindahan dari bentuk dan kekuatan kecerdasan yang telah lama dicita-citakan. Untuk itu, banyak sekali sekolah-sekolah misteri yang didirikan di Yunani dan yang paling terkenal adalah sekolah misteri yang ada di Eleusis, sebuah dusun yang terletak beberapa mil dari Athena. Cicero, seorang negarawan Roma merupakan salah satu calon anggota mengatakan bahwa misteri-misteri Eleusian dan apa yang keluar darinya akan membentuk keuntungan terbesar yang diberikan kepada Athena untuk peradaban dunia.

            Eleusis berasal dari kata Elauno yang memiliki arti “Aku datang”, maksudnya “Aku menjadi makhluk”. Hampir tidak akan penjelasan pada masa kini yang berbicara terkait sekolah misteri ini. Dinding bagian luar sekolahan yang terbuat dari batu kelabu kebiruan tidak memberikan tanda apa-apa. Di dalamnya, ada patung yang dilukisi, dekorasi dinding berupa dewi-dewi, seikat gandum dan bunga-bunga dengan kelopak yang berjumlah delapan. Ada pula yang mengatakan bahwa ada sebuah celah di langit-langit bagian dalam sekolahan yang menjadi satu-satunya sumber cahaya.

            Perayaan di sekolah misteri ini pun sebenarnya sangat unik, misteri-misteri yang sifatnya sederhana biasanya dirayakan pada musim semi dengan mengadakan ritus penyucian dengan mendramatisasi kisah-kisah dewa. Ada juga bagian seksual yang terang-terangan dilakukan dalam perayaan ini. Psellus, seorang sarjana Byzantine menuliskan bahwa Venus digambarkan seolah muncul dari dalam laut diantaranya bergerak seperti alat kelamin perempuan dan setelah itu terjadi perkawinan Persephone dan Hades. Hal-hal semacam itu dicatat oleh Clement dari Alexandria sebagai pemerkosaan terhadap Persephone. Berbeda lagi dengan yang dikatakan oleh Athenagoras, ia mengatakan bahwa dalam keanehan yang digambarkan, drama yang bengis hampir seperti mimpi. Dalam perayaan ini, Persephone digambarkan memiliki tanduk di keningnya yang merupakan simbol sebagai mata ketiga.

            Tidak hanya perayaan yang menggambarkan kisah Persephone, ada pula upacara perayaan dengan menuangkan susu dari sebuah kendi emas yang berbentuk seperti payudara. Pada satu sisi ini jelas sekali menggambarkan pemujaan terhadap Ibu Dewi, tetapi yang harus disadari adalah esensialitas pemujaan tersebut di tingkatan yang lebih dalam, yakni hubungan antara upacara-upacara perayaan tersebut dengan kehidupan setelah mati. Seperti yang dikatakan oleh Phytagoras bahwa sejatinya Bima Sakti terlihat seperti sebuah sungai yang luas dimana ada barisan roh di dalamnya. Roh-roh tersebut naik setelah mereka mati. Mulanya, mereka harus melewati gerbang Capricorn terlebih dahulu sebelum akhirnya diri mereka melebur ke dalam dimensi alam materi melalui gerbang Cancer.

            Kemudian untuk misteri yang sifatnya lebih kompleks biasanya dirayakan pada saat ekuinoks musim gugur, yang awalnya didahului oleh berpuasa selama sembilan hari lalu calon anggota akan diberi minuman yang disebut sebagai kykeon. Tentu saja, selama berpuasa sembilan hari, calon dilarang untuk makan sehingga kelaparan akan dengan sendirinya membuat keadaan visioner (keadaan halusinasi-red). Setelah sembilan hari berpuasa, calon anggota akan meminum campuran barley panggang, air dan minyak poley yang dapat menghilangkan kesadaran ketika sudah diminum.

            Tujuan adanya kedua jenis perayaan itu adalah untuk melibatkan orang-orang dalam suatu pengalaman yang menegangkan dengan ketakutan liar. Mereka (para calon-red) akan dibuat seolah-olah akan mati karena pada perayaan itu mereka akan diserang oleh “pasukan iblis yang menyerbu”. Upacara-upacara inisiasi ini sebagian merupakan sebuah integrasi antara drama dan ritual-dan sisanya sebagai memanggil arwah. Sekolah misteri ini memang memfokuskan untuk memberikan pengalaman akademik terkait spiritual autentik atau pengalaman roh yang sebenarnya.

Meskipun pada realitasnya, di abad ke-5 SM sulit bagi dewa-dewa tanpa tubuh materi untuk mempengaruhi materi secara langsung tetapi para pendeta inisiasi bisa merapalkan kata untuk mengalihkan jiwa para dewa kepada patung-patung untuk menampakkan diri mereka. Jadi, proses inisiasi ini memberikan pengetahuan yang eksistensial sehingga ketika seorang calon baru berinkarnasi ke alam materi, ia akan dinobatkan sebagai anggota sekolah materi yang menguasai banyak kekuatan wawasan dewa dan sudah memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pelbagai kejadian.

Ketika pengalaman inisiasi ini sudah dapat dipahami, misteri-misteri okultisme akan menjelaskan banyaknya hubungan hakikat hidup terkait dengan ilmu pengetahuan alami daripada dengan agama. Dengan akhir dari pengalaman inisiasi di Eleusis adalah pengajaran elemen kenabian. Tentu saja, pada satu tahap tertinggi di Eleusis ini bersifat agrikultural karena mengharapkan hasil pemanenan jiwa yang sesuai dengan teologi esoteris apabila hendak bertemu dengan Tuhan. Dengan kata lain, jika melihat dimensi kosmos sebagai fokus pemikiran esoteris yang ditulis pada filosofi Plato sebagai jiwa yaitu perantara antara tubuh materi dan roh. Dimana, apabila kita akan meninggalkan alam materi dan masuk ke dalam alam rohani, dimensi rohani harus menjadi subjek dari kerja kita. Itulah yang diajarkan misteri Eleusian kepada para calon anggota untuk menciptakan kekuatan demi berkembangnya budaya Yunani pada peradaban dunia.

*Penulis adalah Koordinator Divisi Kajian, Biro Pers dan Wacana
Rayon Sains dan Teknologi Masa Juang 2016-2017

Posting Komentar

0 Komentar