Asap-asap itu terus mengepul seakan
tak kenal lelah.
Kepulan-kepulan asap itu terus
berteriak, “Revolusi belum selesai!”,
Tapi sang empunya asap masih saja
santai, terbuai akan nikmatnya nikotin.
Begitupun dengan si make up.
Dia telah bosan menempel di muka
orang-orang munafik.
Sembari menenteng
belanjaan yang menumpuk, dia pun terus berkata “Goblok! Belilah aku, hamburkan
uangmu sampai habis! Sia-siakan masa mudamu,”
Tapi si empunya pun terus berjalan.
Mata selalu jelalatan seakan terhipnotis
indahnya barang-barang import.
Beginikah masa muda?
Penuh dengan kaum hedonis dan
konsumtif, yang semakin lama semakin tak tau sejarah.
Lupa daratan dan berlayar tak tentu
arah.
Bung Karno, kemanakah semangatmu kini?
Sarinah-sarinahmu pun kini sudah
menjadi budak. Budaknya budaya barat.
Kemana semangat pemuda-pemudi kini?
Duhai Kartini yang anggun tapi
berprinsip,
Tak kasihankah kau dengan ibu pertiwi?
Semuanya hilang, lenyap dari bumi
pertiwi.
Sekarang hanya ada bangkai-bangkai
busuk, yang baunya harum.
Semuanya terselimut rapi di luar,
namun di dalamnya kosong.
Macam macan tak bertaring, ompong!
Pertiwimu sedang menangis, pertiwimu
kini kritis.
Kemanakah semangatmu kini, pahlawanku?
Penulis adalah anggota Biro Pengkaderan, Rayon Sains dan Teknologi Masa Juang 2016-2017
0 Komentar