Beberapa orang sedang duduk dan berdiri mendengarkan orasi di Depan Landmark UIN Walisongo Semarang, Selasa(30/9/2025). (BMK/Kevin).
Pmiisaintek.com Lembaga Gubug Tsadiq Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Sains dan Teknologi Komisariat UIN Walisongo Semarang mengadakan September Hitam yang bertempat di landmark UIN Walisongo, Hari Selasa (30/9/2025).
Dalam acara ini,
Koordinator Divisi Gender Mirna Wakhidatin menjelaskan acara ini terfokus pada peristiwa G30S PKI.
"Kegiatan ini tentunya tertuju pada peristiwa yang telah terjadi khususnya pada tahun 1945," jelasnya.
Lanjutnya, mirna menjelaskan bahwa persiapan kegiatan ini perlu waktu kurang lebih sebulan.
"Untuk persiapan sendiri saya sudah menyampaikan sejak 1 bulan yang lalu," jelasnya.
Mirna mengaku ada beberapa kendala saat terlaksananya kegiatan ini
"Massa dan pengurus yang hadir pada sore hari ini terlambat sehingga kegiatan ini dibuka pukul 5 sore,” katanya
Ketua Rayon PMII Sains dan Teknologi Anggara Candra Kirana menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan ini adalah sebagai bentuk perlawanan.
“September hitam ini adalah bentuk perlawanan PMII Sains dan teknologi yang tidak akan pernah lupa tragedi-tragedi penindasan HAM yang telah terjadi,” tuturnya.
Sambungnya, Kirana menjelaskan peran PMII untuk selalu bersemangat melawan atas ketidakadilan.
“Peran PMII sendiri adalah selalu menggelorakan semangat untuk perlawanan September Hitam," tuturnya.
Sambungnya, Kirana berharap untuk kedepannya acara seperti ini selalu hidup.
“Semoga kedepannya akan selalu hidup seperti ini dan selalu berkobar semangatnya,” katanya.
Salah satu kader PMII Sains dan Teknologi 2025 Putri Ismarustiawati menjelaskan adanya kegiatan ini sebagai bentuk pengingat terhadap perjuangan pahlawan.
“Menurut saya kegiatan ini mengingatkan kita terhadap perjuangan para pahlawan,” tuturnya
Lanjutnya, Isma mengaku adanya kader yang bertempat di pondok pesantren menjadi salah satu masalah dikarenakan tidak diperbolehkannya pulang malam.
“Mungkin kegiatan ini lebih dimajukan dikarenakan adanya kader yang bertempat tinggal dipondok pesantren sehingga tidak diperbolehkan pulang terlalu larut malam,” tutupnya
Reporter :
1. Hasna Nabila Larasati
2. Nisrina Rojwa Ramadhani
3. Diniarti Anugrahita Pramesti
Editor : Emha Keyvin
0 Komentar