Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Menilik Kapitalisme : Piramida Sistem Kapitalisme dan Relevansinya dengan Kehidupan Saai Ini

 

Menilik Kapitalisme : Piramida Sistem Kapitalisme dan Relevansinya dengan Kehidupan Saai Ini

Penulis : Mahya Aliya

Editor : Alfiana F


Kamis, 21 Oktober 2021 Rayon Sains dan Teknologi kembali mengadangan diskusi rutin yang menjadi bagian dari program Laboratorium Dialektis. Pada kesempatan tersebut, peserta membahas terkait buku yang ditulis oleh Bung Cristeva, yaitu Sejarah Ideologi Dunia. Pada pertemuan pertama diskusi buku Sejarah Ideologi Dunia,  topik diskusi yang diangkat adalah berkaitan dengan Kapitalime yang didalamnya menjelaskan tentang sistem perekonomian ala kapitalisme. Kapitalisme sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dimana sistem tersebut mengajarkan bagaimana mendapatkan hak otonomi untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan atau terbebani hak-hak orang lain. Karena sifatnya yang individualism, maka kecenderungan untuk menjadi penguasa atau pemilik modal sangat tinggi atau biasa kita kenal dengan imperialisme. Kapitalisme memiliki ciri khas utama yaitu kecenderungan untuk menjadi pemodal. Hal tersebut dikarenakan mereka berani membayar tinggi untuk keuntungan yang tinggi, dimana keuntungan tersebut apabila diakumulasikan akan menjadi bentuk keserakahan.

Di tengah-tengah perbincangan mengenai Kapitalisme, Sahabat Risya (Pemateri diskusi) mengangkat istilah sofis yang apabila dikaitkan dengan saat ini, sofis merupakan bentuk kapitalisme pada zaman filsafat klasik. Sofis sendiri merupakan sebuah istilah yang dianggap buruk dalam filsafat, salah satu yang mengkritiknya adalah Socrates, seorang filsuf terkemuka dari Yunani. Ia mengkritik adanya orang berpendidikan yang memberikan ilmu, namun dengan motif lain yaitu untuk uang. Kisah kaum sofis tersebut apabila direfleksikan pada kehidupan saat ini, yaitu seperti seorang ustaz yang memberikan kajian berbayar, atau dengan kata lain disebut komersialisasi.

Pada sistem Kapitalisme, ada pula pemupukan modal yang dilakukan dengan cara menghisab nilai lebih yang dilakukan melalui penghisapan pada kaum buruh. Maksud penghisapan tersebut mengarah pada penghisapan waktu dan tenaga dari kaum buruh itu sendiri.

Banyak tokoh-tokoh filsafat maupun sosiolog yang membahas terkait Kapitalisme. Misalnya saja Karl Marx yang mengkritik Kapitalisme melalui bukunya yang berjudul Das Capital. Kemudian ada pula Adam Smith yang merupakan bapak Kapitalisme yang bahkan tidak ada perkataan Kapitalisme sama sekali dalam bukunya yang berjudul Wealth of Nations. Disamping itu, orang yang dijuluki sebagai bapak ekonomi modern ini juga menjelaskan tentang pengelolaan ekonomi Kapitalisme yang berangkat dari kritik ekonomis pada masyarakat monarki. Di dalam bukunya, Adam Smith mengemukakan nilai-nilai yang menjadi cikal bakal konsep Kapitalisme yang meliputi kebebasan individu, kebebasan berdagang, peradilan yang tidak memihak, dan jaminan atas kepemilikan. Smith juga mengatakan bahwa membiarkan individu-individu mengejar kepentingannya sendiri tanpa kaitannya dengan perusahaan negara merupakan jalan terbaik untuk memperoleh kemakmuran.

Dalam piramida kapitalisme dari urutan terendah sampai tertinggi, terdapat pekerja atau buruh sebagai objek kapitalisme dan mereka dimanfaatkan untuk bekerja. Hal tersebut apabila dikorelasikan dengan zaman dulu, biasa dikenal dengan istilah budak.  Budak sendiri merupakan manusia yang bekerja namun tidak diupah akan tetapi hanya diberi makan saja. Sedangkan budak pada zaman sekarang lebih berorientasi pada pekerja yang dibayar namun hanya cukup untuk membeli makan. Kemudian untuk tingkatan diatasnya (dalam piramida kapitalisme) terdapat kaum borjouis, dimana kaum borjuis disini adalah mereka yang memodali para pekerja demi melancarkan aksinya. Kemudian diatasnya lagi ada militer, agamawan dan para eksekutif. Dalam sistem ini memiliki tujuan yang pusatnya adalah uang atau kekayaan itu sendiri.

Saking asiknya diskusi malam hari itu mengenai kapitalisme tak terasa sampai pukul 23.00 WIB kemudian ditutup dengan kalimat terakhir sebagai penutup diskusi pada malam itu. Sahabat Risya mengatakan bahwa ‘Sejarah sudah berakhir dan pemenangnya adalah kapitalisme’. Perkataan tersebut apabila  dimemaknai yaitu sejarah memang sudah berakhir dan puncak kemenangan berada ditangan kapitalisme dalam perang dunia II, namun jika menilik sejarah dari pandangan lain memang sejarah tidak berakhir sampai itu saja, namun sejarah hari ini adalah sejarah masa lalu untuk masa depan.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar