Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Refleksi Harlah PMII Ke-60: Bagaimana kader eksakta berPMII?

(Sumber gambar: Sahabat.or.id) 

Refleksi ini dilakukan via Instagram. 
Diadakan pada Minggu, 26 April 2020
Oleh Pengurus Rayon Sains dan Teknologi Komisariat UIN Walisongo Semarang

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang biasa dikenal PMII lahir pada tanggal 17 April 1960. Beberapa hari yang lalu kita telah memperingati hari lahir PMII yang ke-60 tahun. PMII saat ini menjadi organisasi terbesar di Indonesia karena memiliki banyak sekali kader yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. PMII merupakan organisasi yang mengedepankan Islam Ahlus Sunnah Waljama’ah. Di usia PMII yang ke-60 ini, PMII telah melewati berbagai dinamika yang sangat panjang. Mulai dari masa orde lama, orde baru, hingga revolusi. Akan tetapi, semakin kesini justru tantangan PMII semakin banyak. Tidak terkecuali di ranah PMII eksakta.

PMII di ranah eksakta hari ini harus terus berjuang. PMII harus mengukuh kader-kader eksakta dengan baik karena kader-kader eksak ini punya potensi besar di era revolusi industry 4.0. Di era revolusi industry 4.0 ini sangatlah mengandalkan teknologi. Di Jepang sendiri sudah merancang society 5.0 dimana didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.

Bagaimana cara PMII eksakta mengarungi masa-masa seperti itu?

Yang pertama disiapkan adalah formula kaderisasi. PMII eksakta harus menyiapkan formulasi kaderisasi yang memang mengarah ke bidang sains. Banyak sekali senior-senior PMII yang berkarir di dunia politik, ekonomi, akademisi. Akan tetapi sangat jarang sekali ditemukan kader ataupun senior PMII yang berkarir di bidang sains. Ada salah satu contoh yang memang kader sains dan sukses menggeluti bidang sains yaitu dr.Fahmi. PMII merindukan kader-kader seperti itu dimana dalam hal sains sangat baik akan tetapi dalam hal sosial juga baik. 

Paradigma yang dibangun oleh kader eksak dengan humaniora sangatlah berbeda. Misal saja ketika membuat tulisan kader eksak harusnya lebih mengarah ke sains ataupun teknologi seperti pembuatan bom nuklir, atau pengembangan cyber media untuk kemajuan bangsa Indonesia. Pengurus Rayon harus memahami medan yang di tempuh kader yaitu harus membagi waktu antara akademik dengan organisasi. Kader eksak itu waktunya lebih banyak dihabiskan di akademik karena memang tugas yang dimiliki sangat banyak. Bukan berarti memanjakan kader akan tetapi memang kader perlu dipahami. Pengurus Rayon harus membuat event event yang bisa mendekatkan emosional antar kader ataupun kader dengan pengurus. 

Yang kedua, PMII harus hadir sebagai wadah Islam Aswaja. Kader eksak dalam hal pemahaman keagamaan dirasa agak sedikit kurang. Oleh karena itu, PMII harus menjadi wadah yang mampu memahamkan kader eksak terkait keagamaan yang moderat.

Yang ketiga, narasi-narasi yang dibangun berbeda dengan  humaniora. Narasi yang dibangun memang harus mengarah ke sains ataupun teknologi. Harapannya, kader PMII khususnya yang berasal dari Fakultas Eksakta dapat menempati pos-pos yang strategis di bidangnya. Di dalam berPMII ala eksakta yang perlu dikukuhkan atau ditanamkan adalah saintis aktivis. Bukan hanya saintis dan juga bukan hanya aktivis. Saintis yang aktivis nantinya diharapkan mempunyai rasa bersosial yang tinggi sehingga dapat dengan mudah menerapkan ilmu yang diperolehnya di masyarakat maupun Negara. Selain itu, membuat event yang sifatnya pengembangan dibidang sains ataupun teknologi seperti pelatihan robotic, pelatihan koding, dll Akan tetapi kader PMII harus memegang prinsip bahwa ilmu bukan ilmu akan tetapi ilmu untuk diamalkan. Ilmu yang diperoleh harus di terapkan di masyarakat agar ilmunya itu bermanfaat.

Sahabat-sahabati ketika berproses di PMII terkadang berpikir apa yang didapatkan ketika berproses di PMII? Itu pikiran yang wajar akan tetapi kurang tepat. Ketika kita sudah memutuskan untuk berorganisasi maka jangan pernah berpikir apa yang kita dapat. Harusnya kita berpikir apa yang kita bisa kasih untuk organisasi.

Di masa sekarang ini, berPMII bukan menjadi alasan untuk tidak memikirkan akademik. Selain berPMII, akademik itu juga penting karena memang tujuan awal kita kuliah untuk mencari ilmu. Artinya antara berPMII dan akademik haruslah seimbang. Nah, bagaimana jika ada kader yang tidak mengimbangi antara akademik dan berPMII ? Disinilah kesalahan sahabat-sahabati. Memang butuh tenaga yang ekstra dan manajemen waktu yang sangat baik. Jangan sering membuang-buang waktu sahabat-sahabati. Ketika memang ada waktu luang gunakanlah untuk menyeleseikan tanggungjawab akademik maupun berPMII. Sahabat-sahabati juga harus punya target di setiap harinya. Misal, ketika hari senin selasa ada praktikum kemudian hari jumat sampai minggu ada kegiatan maka hari kamis malem laporan praktikum harus sudah selesai. 

PMII hari ini dihadapkan dengan situasi yang kurang menguntungkan dimana dengan adanya covid-19 agenda-agenda PMII harus ditunda terlebih dahulu. Tentunya, itu berpengaruh terhadap kaderisasi karena semua aktifvitas harus dilakukan di rumah dan berbasis online. Bagaimana menghadapi situasi yang demikian atau bagaimana cara kaderisasi berbasis online? Di zaman saat ini sudah sangat mendukung jika aktifitas dilakukan via online. Banyak aplikasi-aplikasi yang di desain untuk memfasilitasi pertemuan via online. Covid-19 bukan menjadi alasan untuk berhentinya kaderisasi. Sahabat-sahabati bisa mengadakan diskusi online ataupun seminar online dan tentunya komunikasi pengurus dengan kader harus selalu terjaga dengan baik.

Berbicara menyoal kaderisasi tentunya tak lepas dengan arah gerak PMII khususnya arah gerak pmii saintek dimana diusia yang mendekati 5 tahun ini PMII saintek belum menentukan dengan pasti kemana arah gerak PMII? Dengan melihat berbagai peluang ke depan tentunya PMII saintek harusnya bisa bergerak kearah sains ataupun teknologi dimana memang sangatlah sedikit kader yang berkarir dibidang sains maupun teknologi. Itu bisa dimulai dari perekrutan. Perekrutan kader harus di desain semenarik mungkin dan juga sebisa mungkin menampilkan karya ataupun produk. Menghadapi era revolusi industry 4.0 kita harus punya karya, baik karya dibidang sains maupun teknologi. Kemudian pendekatan kader eksakta, pendekatan yang paling utama atau efektif adalah pendekatan informal. Pendekatan informal kader eksak bisa dengan cara mengerjakan laporan praktikum bareng atau diskusi tentang mata kuliah bareng. Kemudian arah kajian PMII saintek, usahakan kajiannya itu menyentuh ranah akademik sains ataupun teknologi. Misal nih, Indonesia merupakan Negara biodiversitas ke 2 setelah Brazil. Buat kajian tentang potensi biodiversitas Indonesia untuk memajukan Indonesia dalam konteks lingkungan. Indonesia punya tantangan atau perjanjian dengan Negara-negara di dunia bahwa Indonesia harus menyumbang  20-40% udara.

Dengan arah gerak PMII saintek yang dibidang sains maupun teknologi akan memperluas persebaran kader PMII yang nantinya  diharapkan mampu mengisi pos-pos yang berada di ranah sains maupun teknologi dan tentunya bisa memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap kemajuan Negara. Namun, walau bagaimanapun juga nantinya ketika memang sudah memutuskan untuk bergerak dibidang sains maupun teknologi jangan mengabaikan keinginan kader. Jika ada kader yang minat dibidang politik ya harus diwadahi. PMII harus multifungsi.

Salam Pergerakan !!! 


Reviewer: Sahabat Adi Anindita Putra
Editor: Sahabati Vika Rachmania Hidayah

Posting Komentar

0 Komentar